Berangkat sekolah terlalu pagi, naik angkot atau sepeda...
Eeh... sampai di sekolah bingung cari minyak kayu putih gara-gara ‘Masuk Angin’.
Apa sih ‘Masuk Angin’...?
Istilah yang satu ini memang unik. Mungkin sudah melekat di masyarakat Indonesia (terutama orang Jawa) sejak jaman nenek moyang kita. ‘Masuk Angin’ sering kita lontarkan apabila kondisi tubuh kita:
1. Kedinginan
2. Kembung
3. Pegal-pegal
Namun sebenarnya dalam istilah medis, tidak ada penyakit yang namanya ‘Masuk Angin’.
Dalam dunia kedokteran, istilah ‘Masuk Angin’ mungkin bisa disetarakan dengan istilah mekanisme ‘vasoconstricion’. Hal itu disebabkan karena adanya cuaca dingin yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pembuluh darah kita menyempit agar tubuh kita tidak mengeluarkan kalori secara berlebihan dan agar kita tidak merasa kedinginan. Oleh karena penyempitan itulah peredaran darah kita jadi kurang lancar. Akibatnya, hasil metabolisme dan asam laktat terakumulasi pada otot-otot kita. Itulah kenapa badan kita menjadi pegal-pegal dan seluruh tubuh menjadi terasa tidak enak.
Biasanya, jika kita terserang ‘Masuk Angin’ perut jadi kembung dan terasa penuh. Disertai pula nyeri pada ulu hati. Nah, kondisi semacam ini juga bisa terjadi apabila cuaca di sekitar kita dingin. Karena dingin, gerak peristaltik di saluran cerna kita melambat. Tidak salah jika kita merasakan perasaan tidak enak pada perut kita.
Kok kalau ’Masuk Angin’ jadi susah (maaf) kentut?
Iya sih, biasanya kalau masuk angin kita akan mencari obat masuk angin atau minuman dengan tujuan agar bisa segera buang gas. Itu disebabkan karena kondisi perut kita yang sedang terganggu akibat lambatnya proses peristaltik di perut. Inilah yang menjadi awal mula istilah ‘Masuk Angin’. Angin yang seolah-olah terperangkap di dalam perut sehingga menyebabkan susah buang gas. Jika berhasil buang gas, maka biasanya sembuhlah masuk angin karena sudah ‘bablas angine...!’
Orang tua bilang kalau kita mengalami masuk angin ‘kerokan’ aja. Mendengar kata kerokan bayangan kita langsung terbayang ke punggung bergambar garis-garis merah seperti tulang ikan. Bahkan mungkin diantara kita ada yang doyan dengan alternatif kerokan.
Sekedar saran saja mendingan
Jangan deh..
Karena kerokan sebenarnya adalah cara untuk memecahkan kapiler-kapiler darah, sehingga setelah kerokan pasti badan akan terasa enak karena pembuluh darah kembali melebar.
Tapi akibatnya badan kita lama-lama menjadi rusak berat.
Dan tahukah kamu, orang yang kebiasaan dipijat dan dikerok akan merasa kecanduan?
Itu karena tubuh kita mengeluarkan zat “endorfin” sejenis morfin yang endogen (dihasilkan oleh tubuh), sebagai mekanisme pertahanan terhadap rasa nyeri. Itulah kenapa rasa enak sekonyong-konyong muncul.
So, that’s it about ‘Masuk Angin’